Senin, 06 Januari 2014

UAS TAFSIR TARBAWY

Nama              : M. Amiq Fahmi
NIM                : 103111067
Kelas               : PAI 5B
Pengampu      : SUGENG RISTIANO, M. Ag

JAWABAN UAS TAFSIR TARBAWY II
1.      Dua prinsip pemerolehan rizki itu diantaranya:
a.    Bersyukur atas rizki yang telah diberikan. Sebagaimana tafsiran surat Al-A’raf: 10 yang telah diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس   “, yaitu:
 }وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ } ملكناكم { فِي الأرض وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا } في الأرض { مَعَايِشَ } ما تأكلون وما تشربون وما تلبسون { قَلِيلاً مَّا تَشْكُرُونَ } ما تشكرون بقليل ولا بكثير ويقال شكركم فيما صنع إليكم قليل
Artinya: ( Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan kalian ) yakni Kami telah menjadikan kalian ( di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi ) yakni didalam bumi ( (sumber) penghidupan ) yakni apa yang kalian makan, apa yang kalian minum dan apa yang kalian pakai ( amat sedikit kalian bersyukur ) yakni kalian yang bersyukur itu (jumlahnya) sedikit dan kalian yang tidak bersyukur itu (jumlahnya) banyak dan dikatakan pula bersyukur atas apa-apa kepada kalian itu sedikit “.
b.  Bertawakkal-lah sehingga menyadari bahwa “ Hanya kepada-Nya lah Aku Kembali “. Sebagaimana tafsiran surat Asy-Syura’: 10 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس   “, yaitu:
 }وَمَا اختلفتم فِيهِ } في الدين { مِن شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى الله } فاطلبوا حكمه من كتاب الله { ذلكم الله رَبِّي } أمركم بذلك { عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ } اتكلت { وَإِلَيْهِ أُنِيبُ } أقبل
Artinya: ( Tentang sesuatu apapun kamu berselisih ) didalam agama ( dari sesuatu, maka putusannya terserah Allah ) yakni maka carilah putusan Allah dari kitab Allah (Al-Qur’an) ( itu-lah Allah tuhanku ) yakni yang memerintahkan kepada kalian demikian itu ( kepada-Nya lah aku bertawakkal ) yakni saya bertawakkal ( dan kepada-Nya lah aku kembali ) yakni aku menghadap ”.

2.      Dua prinsip pemanfaatan rizki, yaitu:
a.   Menginfakkan hartanya di jalan Allah. Sebagaimana tafsiran surat Al-Baqarah: 195 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس   “, yaitu:
 }وَأَنفِقُواْ فِى سَبِيلِ الله } طاعته بالجهاد وغيره { وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ } أي أنفسكم والباء زائدة { إِلَى التهلكة } الهلاك بالإمساك عن النفقة في الجهاد أو تركه لأنه يقوي العدو عليكم { وَأَحْسِنُواْ } بالنفقة وغيرها { إِنَّ الله يُحِبُّ المحسنين } أي يثيبهم
Artinya: “ ( Dan belanjakan-lah (harta bendamu) di jalan Allah ) yakni Ta’at kepada-Nya dengan jihad dan selainnya ( dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri ) yakni diri kalian sendiri. Dan Ba’ nya itu tambahan ( ke dalam kebinasaan ) yakni kerusakan dengan berpegang teguh dari nafaqah di dalam jihad atau meninggalkannya, karena sesungguhnya meninggalkan nafaqah akan menjadikan kuat musuh kalian ( dan berbuatlah baik ) dengan berinfaq dll. ( dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik ) yakni Allah akan meberikan pahala kepada mereka “.
b.     Mengharapkan/mencari ridho dari Allah SWT. Sebagaimana tafsiran pada surat Al-Baqarah: 262, yang diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس   “, yaitu:
 }الذين يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ الله } نزلت هذه الآية في عثمان بن عفان وعبد الرحمن بن عوف { ثُمَّ لاَ يُتْبِعُونَ مَآ أَنْفَقُواُ } بعد النفقة { مَنّاً } على الله { وَلاَ أَذًى } لصاحبها { لَّهُمْ أَجْرُهُمْ } ثوابهم { عِنْدَ رَبِّهِمْ } في الجنة { وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ } فيما يستقبلهم من العذاب { وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ } على ما خلفوا من خلفهم
Artinya: ” ( Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah ) ayat ini diturunkan dalam kejadian Usman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf ( kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkan ) setelah berinfaq ( dengan menyebut-nyebutkan pemberiannya ) kepada Allah ( dan tidak menyakiti ) kepada orang yang menerima infaq ( mereka memperoleh pahala ) yakni ganjaran ( disisi Tuhan mereka ) berupa surga ( dan janganlah khawatir kepada mereka ) terhadap apa-apa (siksa ) yang telah diterima mereka ( dan tidak (pula) mereka bersedih hati ) atas apa yang diperselisihkan “

3.      Perbedaan pengertian antara Sederhana, Isyraf, dan Tabdzir yaitu:
a.       Sederhana
Sederhana adalah merupakan lawan dari israf, hidup sederhana bukan berarti kikir. Orang sederhana tidak indentik dengan ketidak mampuan. Hidup sederhana yaitu membelanjakan harta benda seperlunya sesuai dengan kebutuhannya dan selanjutnya herta benda itu dibelanjakan dijalan Allah. Sebagaimana tafsiran surat Al-A’raf: 31 yang telah diterangkan dalam “ kitab تفسير الجلالين, yaitu:
 }يابنى ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ } ما يستر عورتكم { عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ } عند الصلاة والطواف { وَكُلُواْ واشربوا } ما شئتم { وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ المسرفين {
Artinya: “ ( Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah ) yaitu buat menutupi aurat kalian ( di setiap memasuki masjid ) yaitu di kala hendak melakukan salat dan tawaf ( makan dan minumlah ) sesuka kalian ( dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan ).
b.      Israf
Israf adalah melakukan suatu perbuatan yang melampaui batas atau melebihkan ukuran yang sebenarnya, seperti: makan terlalu kenyang, bermewahan dalam makanan, minuman, berpakaian dll. Sebagaimana diterangkan dalam “ kitab تفسير السعدي pada potongan tafsiran surat Al-A’raf: 31, yaitu:
 }وَكُلُوا وَاشْرَبُوا } أي: مما رزقكم اللّه من الطيبات { وَلا تُسْرِفُوا } في ذلك، والإسراف إما أن يكون بالزيادة على القدر الكافي والشره في المأكولات الذي يضر بالجسم، وإما أن يكون بزيادة الترفه والتنوق في المآكل والمشارب واللباس، وإما بتجاوز الحلال إلى الحرام } .إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ } فإن السرف يبغضه اللّه، ويضر بدن الإنسان ومعيشته،
Artinya: ( Makan dan minumlah ) yakni: dari sesuatu perkara baik yang telah dirizqikan oleh Allah kepada kalian ( dan janganlah berlebih-lebihan ) didalam makan dan minum. Dan Israf itu melebihkan ukuran yang semestinya, dan kejelekan berlebihan dalam makan itu akan membahayakan jisim/tubuh, bermewah-mewahan dalam makanan, minuman, dan pakaian, dan adakalanya berlebih-lebihan dalam perkara halal dapat menuju kepada perkara yang haram, ( sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan ) maka sesungguhnya berlebih-lebihan itu dibenci oleh Allah, dan dapat membahayakan badan dan kehidupan manusia “.
c.       Tabdzir
Tabdzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sebagaimana tafsiran surat Al-Isra’: 26 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير الجلالين, yaitu:
 }وَءَاتِ } أَعْطِ { ذَا القربى } القرابة { حَقَّهُ } من البرّ والصلة { والمسكين وابن السبيل وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا } بالإِنفاق في غير طاعة الله
Artinya: ( Dan berikanlah ) yakni berikanlah ( kepada keluarga-keluarga yang dekat ) yakni keluarga dekat ( akan haqnya ) dari berbuat kebaikan dan menghubungkan silaturrahim ( kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros ) dengan infaq dijalan selain Allah SWT.

4.      2 prinsip kehidupan sosial Islam, yaitu:
a.       Menafkahkan sebagian harta baik di waktu lapang maupun sempit
b.      Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan orang lain, seperti riba, dll.

Sebagaimana yang diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس   “ pada tafsiran surat Ar-Rum: 37-39, yaitu:
 }أَوَلَمْ يَرَوْاْ } يخبروا في الكتاب كفار مكة { أَنَّ الله يَبْسُطُ الرزق } يوسع المال { لِمَن يَشَآءُ } على من يشاء وهو مكر منه { وَيَقْدِرُ } يقتر على من يشاء وهو نظر منه { إِنَّ فِي ذَلِكَ } فيما ذكرت من البسط والتقدير { لآيَاتٍ } لعلامات وعبراً { لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ } بمحمد صلى الله عليه وسلم والقرآن { فَآتِ ذَا القربى } فأعط يا محمد ذا القربى في الرحم { حَقَّهُ } صلته { والمسكين } أعط المسكين الكسوة والطعام { وابن السبيل } أكرم الضيف النازل بك ثلاثة أيام فما فوق ذلك فهو صدقة معروف { ذَلِكَ } الذي ذكرت من الصلة والعطية والإكرام { خَيْرٌ } ثواب وكرامة في الآخرة { لِّلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ الله } بعطيتهم { وأولئك هُمُ المفلحون } الناجون من السخط والعذاب { وَمَآ آتَيْتُمْ } أعطيتم { مِّن رِّباً } من عطية { لِّيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ الناس } لتكثروا أموالكم بأموال الناس يقول ليعطوا أكثر وأفضل مما تعطون { فَلاَ يَرْبُوا عِندَ الله } فلا يكثر عند الله بالتضعيف ولا يقبلها فإنها ليست لله { وَمَآ آتَيْتُمْ } أعطيتم { مِّن زَكَاةٍ } من صدقة إلى المساكين { تُرِيدُونَ } بذلك { وَجْهَ الله فأولئك هُمُ المضعفون } فأولئك هم الذين أضعف صدقاتهم في الآخرة وأكثرت أموالهم في الدنيا بالحفظ والبركة
Artinya: ( Dan apakah mereka tidak memperhatikan ) yakni apakah kuffar makkah tidak mengetahui didalam Al-Qur’an ( Sesungguhnya Allah melapangkan rizki ) meluaskan rizki ( bagi siapa yang dikehendaki-Nya ) kepada orang yang dikehendaki-Nya dan itu merupakan sebagai tipu daya bagi orang tersebut ( dan Dia (pula) yang menyempitkan (rizqi itu) ). Yakni Dia (pula) yang menyempitkan harta bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan itu merupakan sebagai renungan/berintropeksi diri ( Seungguhnya pada yang demikian itu ) yakni sesuatu yang telah disebutkan yaitu melapangkan dan menyempitkan ( benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) )  yakni terdapat tanda-tanda dan keterangan ( bagi kaum yang beriman ) kepada nabi Muhammad SAW dan kitab Al-Qur’an. ( Maka berikanlah kepada kerabat dekat ) yakni maka berikanlah wahai Muhammad kepada kerabat dekat ( akan hak-haknya ) menyambung silaturrahim ( demikian (pula) kepada fakir miskin ) yakni berikanlah wahai muhammad pakaian dan makanan kepada fakir miskin ( dan orang-orang yang dalam perjalanan ) yakni mulyakanlah wahai muhammad tamu yang menetap di rumahmu tiga hari jika melebihi dari tiga hari maka itu merupakan shodaqoh yang baik ( itulah ) yakni itu yang telah disebutkan yaitu menyambung silaturrahim, memberi makanan, dan memulyakan ( yang lebih baik ) pahala dan kemulyaan di akhirat ( bagi orang-orang yang mengharapkan keridhoan Allah ) dengan memberikan mereka makanan ( dan mereka itulah orang-orang yang beruntung ) yakni orang-orang yang selamat dari kemurkaan dan adzab Allah ( Dan sesuatu yang kalian berikan ) yakni kalian berikan ( perkara riba ) dari memberikannya ( supaya dia bertambah pada harta manusia ) yakni supaya kalian memperbanyak harta kalian dengan harta-harta manusia, dan ada (pula) yang berpendapat supaya mereka memberikan lebih banyak dan melebihi dari apa yang telah kalian berikan ( maka riba itu tidak menambah disisi Allah ) yakni maka menambahkan harta dengan melipat gandakan Allah tidak menerima harta itu sesungguhnya harta itu tidak ada disisi Allah ( dan apa yang kalian berikan ) yakni kalian berikan ( zakat ) shodaqoh ( yang kalian maksudkan ) itu ( untuk mencapai keridhaan Allah ( Maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya) ) yakni Maka itulah mereka yang dilipat gandakan pahalanya besok di akhirat dan harta mereka menjadi banyak di dunia dengan terjaga dan berkah ”.

5.      Konsep sehat hati dan rohani, yaitu:
a.       Empat Konsep Sehat Hati
1)      Memakan makanan/perkara yang halal
2)      Tidak memakan makanan yang telah di haramkan
3)      Tidak boleh memakan makanan secara berlebihan
4)      Tidak melakukan perbuatan dusta
Sebagaimana Tafsiran surat An-Nahl: 114-117 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس   “, yaitu:
 }فَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ الله } من الحرث والأنعام والنعيم { حَلالاً طَيِّباً واشكروا } واذكروا { نِعْمَةَ الله إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ } إن كنتم إياه تريدون عبادة الله بتحريم الحرث والأنعام فاستحلوا فإن عبادة الله في تحليله { إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الميتة } التي أمر بذبحها { والدم } دم المسفوح { وَلَحْمَ الخنزير وَمَآ أُهِلَّ لِغَيْرِ الله بِهِ } وما ذبح بغير اسم الله عمداً أو الأصنام { فَمَنِ اضطر } أجهد إلى ما حرم الله عليه { غَيْرَ بَاغٍ } على المسلمين ويقال غير مستحيل لأكل الميتة { وَلاَ عَادٍ } قاطع الطريق ويقال متعمد للأكل بغير الضرورة { فَإِنَّ الله غَفُورٌ } بأكل الميتة عند الضرورة { رَّحِيمٌ } إذ رخص له الأكل عند الضرورة { وَلاَ تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الكذب } لا تقولوا بألسنتكم الكذب { هذا } يعني الحرث والأنعام { حَلاَلٌ } على الرجال { وهذا حَرَامٌ } على النساء { لِّتَفْتَرُواْ } لتختلقوا { على الله الكذب } بذلك { إِنَّ الذين يَفْتَرُونَ } يختلقون { على الله الكذب لاَ يُفْلِحُونَ } لا ينجون ولا يأمنون من عذاب الله { مَتَاعٌ قَلِيلٌ } عيشهم في الدنيا قليل { وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ } وجيع في الآخرة
Artinya: ( Maka makanlah dari rizki halal yang telah diberikan oleh Allah kepada kalian ) yaitu rizkinya berupa hasil bumi, hewan ternak, dan kenikmatan. ( Dan bersyukurlah ) yakni ingatlah ( nikmat Allah jika kamu hanya kepadanya saja menyembah ) maka carilah kalian perkara yang halal karena allah hanya menerma yag halal )
( Sesungguhnya Allah hanya megharamkan darah ) ( daging babi dan apa yang disembelih menyebut nama selain Allah ) yaitu binatang yang disembelih dengan disengaja tidak menyebut nama selain allah atau dengan menyebut nama berhala ( Tetapi barang siapa yang terpakksa ) memakan makanan yang diharamkan Allah ( dengan tidak menganiaya diri ) orang muslim itu sendiri ( dan tidak melampui batas ) (maka allah akan mengampuni ) dosa sebab memakan bangkai dalm keadaan darurat. ( Dan juga lagi maha penyanyang ) yaitu allah memberikan keringanan memakan bangkai dalam keadaaan darurat. 116) ( Dan janganlah kamu mengatakan apa yang disebut-sebut oleh lidahmu setelah dusta ). Hasil bumi dan hewan ternak ( ini halal ) bagi laki-laki ( haram ) bagi perempuan ( untuk mengadakan kebohongan terhadap Allah ) ( Sesungguhnya orang yang mengatakan kebohongan kepada Allah mereka tidaklah beruntung ). Mereka tidak selamat dan mereka tidak beriman akan adzab Allah. (itu adalah ) kesenangan yang sedikit di dunia dan bagi mereka adab yg pedih besok di akherat “.
b.      Dua konsep kesehatan Jasmani
1)      Memperhatikan makanan, seperti makan 4 sehat 5 smpurna. Sebagaimana tafsiran surat ‘Abasa: 24 yang diterangkan dalam kitab تفسير الجلا لين " , yaitu:
{ فَلْيَنظُرِ الإنسان } نظر اعتبار { إلى طَعَامِهِ } كيف قُدِّرَ ودُبِّرَ له   
Artinya: Maka hendaklah ( manusia itu ) melihat dan mengambil contoh-nya ( kepada makanannya ) sesuai dengan cukup dan borosnya
2)      Supaya badan kita menjadi sehat olahraga

6.      Hakekat anggota keluarga yaitu keluarga biasanya terdiri dari bapak, ibu, dengan anak-anaknya, suatu struktur yang bersifat khusus yang dibangun berdasarkan agama, dimana satu sama lain dalam keluarga itu mempunyai ikatan apakah lewat hubungan darah atau pernikahan. Perikatan itulah yang membawa dampak adanya rasa “saling berharap/saling membutuhkan dan bekerja sama dalam bentuk saling menasehati dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketaqwaan” dan secara individual saling mempunyai ikatan batin. Sebabagaimana diterangkan dalam “  kitab تفسير مقاتل  “ pada tafsiran surat An-Nisa’: 1, yaitu:
 }ياأيها الناس اتقوا رَبَّكُمُ } يخوفهم : اخشوا ربكم { الذي خَلَقَكُمْ مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ } ، يعنى آدم ، { وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا } ، يعنى من نفس آدم من ضلعه حواء ، وإنما سميت حواء لأنها خلقت من حى آدم ، قال سبحانه : { وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَآءً } ، يقول : وخلق من آدم وحواء رجالاً كثيراً ونساء ، هم ألف أمة ، { واتقوا الله الذي تَسَآءَلُونَ بِهِ والأرحام } ، يقول : تسألون بالله بعضكم بعض الحقوق والحوائج ، واتقوا الأرحام أن تقطعوها وصلوها ، { إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً } [ آية : 1 ] ، يعنى حفيظاً لأعمالكم .
Artinya: ( Hai ingatlah manusia, bertaqwalah kepada Tuhan kalian ) yakni takutlah kalian kepada Tuhan kalian ( yang telah menciptakan kamu dari seorang diri ) yakni nabi Adam AS, ( dan dari padanya Allah menciptakan isterinya ) yakni dari jiwa/diri nabi Adam AS dari tulang rusuknya diciptakanlah perempuan pertama kali, dan disebutlah dengan nama Siti Hawa’ karena sesungguhnya dia diciptakan dari kehidupannya nabi Adam AS, Allah berfirman: ( Dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak ). Kiai mushonnaif berpendapat: Dan Allah menjadikan laki-laki dan perempuan yang banyak dari nabi Adam AS dan Siti Hawa’, mereka berjumlah seribu umat, ( dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim ) Kiai mushonnaif berpendapat: kalian meminta dengan menyebut nama Allah kepada perkara-perkara yang hak dan khajat, dan taqutlah kalian atas memutuskan sanak saudara maka sambungkanlah sanak saudara (Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kalian ) [ayat 1] yakni menjaga amal-amal kalian”.
Di dalam keluarga, Rosulullah SAW selalu menyuruh seorang suami dan istri untuk saling ta’awun (tolong menolong, bahu membahu, bantu membantu) dan bekerja sama dalam bentuk saling menasehati dan saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketakwaan, sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang diterangkan dalam “ kitab رياض الصالحين “, yaitu:
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: استوصوا بالنساء خيراً؛ فإن المرأة خلقت من ضلعٍ، وإن أعوج ما في الضلع أعلاه، فإن ذهبت تقيمه كسرته، وإن تركته، لم يزل أعوج، فاستوصوا بالنساء
Artinya: “Dan dari Abi Hurairah RA berkata: Rosulullah telah bersabda: Nasehatilah isteri-isteri kalian dengan cara yang baik, karena sesungguhnya para wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya (paling atas), maka jika kalian (para suami) keras dalam meluruskannya (membimbingnya), pasti kalian akan mematahkannya. Dan jika kalian membiarkannya (yakni tidak membimbingnya), maka tetap akan bengkok. Nasehatilah isteri-isteri (para wanita) dengan cara yang baik”.

7.  Sabar adalah tahan menderita terhadap perkara yang tidak disenangi/cobaan dengan ridha dan pasrah/menyerahkan diri kepada Allah SWT, dengan disertai lafadz tarji’ (Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un ). Sebagaimana diterangkan dalam “ kitab تفسير المنير  “ pada tafsiran surat Al-Baqarah: 155-156, yaitu:
( ولنبلونكم ) أى واللهِ لنصيبنكم إصابة من يختبر أحوالكم أتصبرون على البلاء وتستسلمون للقضاء أم لا ( بشئ ) أى بقليل ( من الخوف ) من العدو ( والجوع ) فى قحط السنين ( ونقص من الأموال ) بالهلاك ( و الأنفس ) بالقتل والموت ( والثمرات ) بالجوائح قال الشافعى رضى الله عنه الخوف خوف الله والجوع صيام شهر رمضان والنقص من الأموال الزكاة والصدقات والنقص من الأنفس ألأمراض ومن الثمرات موت الأولاد ( وبشر الصابرين ) الخطاب لرسول الله صلى الله عليه وسلم أو لكل من يتأتي منه البشارة .( الذين اذا أصابتهم مصيبة قلوا ) بالسان والقلب معا ( إنا لله ) أى نحن عبيد الله ( و إنا إليه راجعون ) بعد الموت .
Artinya: ( Dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan pada kalian ) yakni demi Allah sesungguhnya  akan kami timpakan cobaan pada kalian dengan seperti olehnya seseorang  mencoba tingkah-tingkah kalian. Apakah kalian sabar terhadap bala’/cobaan dan pasrah kepada ketentuan Allah atau tidak? ( dengan sesuatu) yakni dengan sedikit ( ketakutan ) dari musuh, ( kelaparan ) dalam masa pacekliknya tahun, ( kekurangan harta ) sebab binasa, ( jiwa ) sebab dibunuh dan mati, ( dan buah-buahan ) sebab beberapa bencana besar. Imam Syafi’i RA berpendapat: Bahwa lafadz الخوف   yaitu takut kepada Allah, lafadz الجوع yaitu lapar ketika puasa bulan Ramadhan, lafadzالنقص من الأموال  yaitu kekurangan harta ketika untuk berzakat dan shodaqoh, lafadz النقص من الأنفس yaitu kekurangan jiwa sebab sakit, dan lafadz والثمرات yaitu matinya anak-anak. ( Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar ) Kalam tersebut untuk Rosulullah atau untuk setiap orang yang mendapatkan kegembiraan ( (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mungucapkan (lafad tarji’) ) dengan lisan dan hati secara bersamaan ( Sesungguhnya kami milik Allah ) yakni kami adalah hambanya Allah ( dan kami kembali kepada Allah ) setelah mati.” 

8.      Sabar dibagi 4 bagian, sebagaimana pada tafsiran surat Al-Baqarah: 45 yang diterangkan dalam kitab تفسير السعدي  “, yaitu:
أمرهم الله أن يستعينوا في أمورهم كلها بالصبر بجميع أنواعه، وهو الصبر على طاعة الله حتى يؤديها، والصبر عن معصية الله حتى يتركها، والصبر على أقدار الله المؤلمة فلا يتسخطها، فبالصبر وحبس النفس على ما أمر الله بالصبر عليه معونة عظيمة على كل أمر من الأمور، ومن يتصبر يصبره الله
Artinya: “ Allah SWT telah memperintahkan kepada mereka untuk meminta pertolongan dalam setiap perkara mereka dengan kesabaran, macam-macam sabar, yaitu: (1) Sabar atas taat kepada Allah sampai memenuhi kewajiban dalam bertaat kepada-Nya, (2) Sabar dari kema’siatan/berbuat maksiat kepada Allah SWT sampai meninggalkan perbuatan maksiat kepada Allah SWT, (3) Sabar atas taqdir-taqdir Allah yang pedih/menyakitkan, sampai kemudian tidak benci terhadap taqdir-taqdir Allah. (4) Sabar dalam menahan hawa nafsu. Pada setiap perkara Allah memerintahkan untuk bersabar, karena sabar itu akan timbul pertolongan yang agung dalam setiap perkara. Dan barangsiapa yang berlatih kesabaran, maka Allah akan memberikan kesabaran kepadanya”.

9.      2 prinsip komunikasi, yaitu:
a.       Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan, setiap komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi disandi secara verbal, menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan disandi secara non verbal, menunjukkan bagaimana cara mengatakan, dan mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan ditafsirkan.
b.      Prinsip yang selanjutnya adalah taqwa, Islam meletakkan taqwa sebagai salah satu kaedah atau prinsip yang sangat penting dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan dalam suatu kelompok/organisasi ada pluralitas seperti perbedaan suku, budaya, pola pendidikan, watak, dan sebagainya, tetapi dengan adanya taqwa, maka setiap individu akan menjaga batas-batas komunikasi mereka secara lebih berkesan

Sebagaimana yang diterangkan dalam “ kitab تفسير الميسر  “ pada tafsiran surat Al-Hujurat: 13, yaitu:
 }يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (13) {
يا أيها الناس إنَّا خلقناكم من أب واحد هو آدم، وأُم واحدة هي حواء، فلا تفاضل بينكم في النسب، وجعلناكم بالتناسل شعوبًا وقبائل متعددة؛ ليعرف بعضكم بعضًا، إن أكرمكم عند الله أشدكم اتقاءً له. إن الله عليم بالمتقين، خبير بهم.
Artinya: ( Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal )
Hai ingatlah manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari seayah yaitu nabi Adam, dan seibu yaitu Siti Hawa’, maka janganlah melebih-lebihkan satu nasab diantara kalian, dan Kami telah menjadikan kalian beranak cucu dengan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan jumlah yang banyak, supaya sebagian dari kalian mengenali sebagia lainnya. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa kepada-Nya, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal orang-orang yang bertaqwa “.

10.  Maksud dari Allah telah memperbaiki bumi. Sebagaimana yang diterangkan dalam “ kitab تفسير المنير  “ pada tafsiran surat Al-A’raf: 56, yaitu:
( بعد اصلاحها ) بسبب إرسال الأنبياء وإنزال الكتب وقيل بعد اصلاح الله تعالى إياها بالمطر والخصب فإن الله تعالى يمسك المطر ويهلك الحرث بمعاصيكم
Artinya: (Setelah Allah memperbaiki bumi) yakni dengan mengutus para nabi dan menurunkan kitab-kitab. Dan dikatakan pula setelah Allah SWT memperbaiki bumi dengan hujan dan kesuburan/kemakmuran, maka sesungguhnya Allah-lah yang menahan hujan dan merusak hasil tanaman sebab kedurhakaan kalian semua.”
Dalam “ kitab تفسير فتح القدير  “ ada juga yang berpendapat :
ومعنى { بَعْدَ إصلاحها } : بعد أن أصلحها الله بإرسال الرسل ، وإنزال الكتب ، وتقرير الشرائع  
Artinya: Dan makna ( setelah Allah memperbaiki bumi ): yakni setelah Allah memperbaiki bumi dengan mengutus para Rosul, dan menurunkan kitab-kitab dan menetapkan hukum-hukum syar’i.”
Dan juga dalam “ kitab تفسير المنار  “ juga yang berpendapat :
 }ولا تفسدوا في الأرض بعد إصلاحها } فقال : إن الله بعث محمداً إلى أهل الأرض وهم في فساد فأصلحهم الله بمحمد صلى الله عليه وسلم ، فمن دعا إلى خلاف ما جاء به محمد صلى الله عليه وسلم فهو من المفسدين في الأرض
Artinya: ( Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, setelah Allah memperbaikinya ) yakni : Sesungguhnya Allah telah mengutus Nabi Muhammad ke bumi ( ahli bumi ) dan mereka dalam kerusakan, kemudian Allah memperbaiki mereka dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW,  maka barang siapa yang mengajak untuk menentangnya maka orang tersebut termasuk golongan orang-orang yang membuat kerusakan dibumi.”

11.  Maksud dari membuat kerusakan di bumi. Sebagaimana yang diterangkan dalam “ kitab تفسير المنير  “ pada tafsiran surat Al-A’raf: 56, yaitu:
( ولاتفسدوا فى الأرض ) أى كإفساد النفوس بالقتل وقطع الأعضاء وإفساد الأموال بنحو الغصب وإفساد الأديان بالكفر والبدعة وإفساد الأنساب بسبب الإقدام على نحو الزنا وبسبب القذف وإفساد العقول بنحو تناول المسكرات
Artinya:( Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi ), yakni seperti  merusak jiwa dengan membunuh dan memotong anggota badan, merusak harta dengan cara seperti Ghosob ( merampas/mengambil dengan paksa), merusak agama dengan kufur dan bid’ah, merusak nasab dengan sebab menjalankan perzinaan dan Qodaf ( menuduh perzinaan), dan merusak aqal dengan makan perkara-perkara yang memabukkan.”
Dalam “ kitab تفسير الطبري  “ ada juga yang berpendapat :
")ولا تفسدوا في الأرض بعد إصلاحها"( ، لا تشركوا بالله في الأرض ولا تعصوه فيها، وذلك هو الفساد فيها.
Artinya:( Dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi, setelah Allah memperbaikinya) yakni: Janganlah kalian menyekutukan Allah dan Jangan kalian durhaka kepada-Nya di bumi, dan itu termasuk kerusakan di bumi”

12.  Karakteristik anak/remaja yang ideal itu ada 4,yaitu:
a.       Seorang anak/remaja harus beriman kepada tuhannya, yaitu Allah SWT
b.      Seorang anak/remaja harus mempunyai ilmu yang bermanfaat
c.       Seorang anak/remaja harus selalu berakhlaq/beramal yang sholih
d.      Seorang anak/remaja harus mempunyai keteguhan/ketenangan hati
Sebagaimana pada tafsiran surat Al-Khaf: 13-14 dalam kitab تفسير السعدي “ yaitu:
هذا شروع في تفصيل قصتهم، وأن الله يقصها على نبيه بالحق والصدق، الذي ما فيه شك ولا شبهة بوجه من الوجوه، { إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ } وهذا من جموع القلة، يدل ذلك على أنهم دون العشرة، { آمَنُوا } بالله وحده لا شريك له من دون قومهم، فشكر الله لهم إيمانهم، فزادهم هدى، أي: بسبب أصل اهتدائهم إلى الإيمان، زادهم الله من الهدى، الذي هو العلم النافع، والعمل الصالح، كما قال تعالى: { ويزيد الله الذين اهتدوا هدى{
{ وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ } أي صبرناهم وثبتناهم، وجعلنا قلوبهم مطمئنة في تلك الحالة المزعجة، وهذا من لطفه تعالى بهم وبره، أن وفقهم للإيمان والهدى، والصبر والثبات، والطمأنينة
Artinya: “Dalam keterangan ini menjelaskan kisah Ashabul Khahfi. Dan sesungguhnya Allah telah menceritakan kisah Ashabul Khahfi kepada nabi-Nya dengan hak dan benar, yang mana tidak ada keraguan dan kesamaran didalam dzat-Nya, ( Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka ) dan pemuda ini dari golongan yang (jumlahnya) sedikit. Golongan yang sedikit itu menunjukkan bahwa sesungguhnya Ashabul Khahfi berjumlah dibawah 10 orang ( yang beriman ) yakni beriman kepada Allah SWT dengan Mengesakannya tidak ada yang menyekutukan-Nya, kemudian Allah SWT memuji keimanan mereka, lalu Allah menambahkan petunjuk untuk mereka: yakni mereka mendapatkan petunjuk keimanan. Dan Allah menambahkan petunjuk untuk mereka, maksudnya yaitu Ilmu yang bermanfaat dan amal yang sholih, sebagaimana firman-Nya ( Dan Allah akan menambahkan petunjuk kepada mereka yang telah mendapatkan petunjuk )
( Dan Kami meneguhkan hati mereka ) yakni Kami menyabarkan dan menetapkan hati mereka, dan Kami menjadikan hati mereka tenang dalam keadaan yang mengagetkan, ini merupakan termasuk sifat lembut dan bagusnya Allah SWT. Dia telah memberikan petunjuk kepada keimanan, kesabaran, ketetapan hati, dan ketenangan hati “

13.  Perbedaan antara jin, syaitan dan iblis adalah
a.       Jin
Ø    Jin diciptakan oleh Allah SWT dari api. Allah SWT menyebutkan bahwa jin itu diciptakan dari api yang sangat panas, juga disebutkan terbuat dari nyala api. Sebagaimana pada tafsiran surat Al-Hijr: 27 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس “ , yaitu:
 } والجآن } أبا الجن { خَلَقْنَاهُ مِن قَبْلُ } من قبل آدم عليه السلام { مِن نَّارِ السموم } من نار لا دخان لها
Artinya: ( Dan Jin ) yakni nenek moyang jin ( telah Kami ciptakan sebelum ) yakni dari sebelum nabi Adam AS ( dari api yang sangat panas ) yakni api yang tidak mempunyai asap”.
Ø     Jin ada yang muslim dan ada yang tidak. Sebagaimana pada tafsiran surat Al-Jinn: 11 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس “, yaitu:
 }وَأَنَّا مِنَّا الصالحون } الموحدون هم الذين آمنوا بمحمد عليه الصلاة والسلام والقرآن { وَمِنَّا دُونَ ذلك } كافرون وهم كفرة الجن { كُنَّا طَرَآئِقَ قِدَداً } أهواء مختلفة اليهودية والنصرانية قبل أن آمنا بالله
Artinya: ( Dan sesungguhnya diantara kami ada orang-orang yang sholih ) yakni orang-orang yang mengesakan adalah orang-orang yang percaya dengan nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an ( dan diantara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya ) yakni orang-orang kafir dan mereka itu adalah jin kafir ( kami menempuh jalan sendiri-sendiri ) yakni beberapa nafsu yang tidak sepaham/menulayai dari orang-orang yahudi dan nasroni sebelum kami beriman kepada Allah”.
b.      Syaitan
Ø  Mengajak kepada Perbuatan Keji. Sebagaimana pada tafsiran surat Al-Baqarah: 169 diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس “, yaitu:
 }إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ } الشيطان { بالسواء } بالقبيح من الفعل { والفحشآء } المعاصي { وَأَن تَقُولُواْ عَلَى الله } من الكذب { مَا لاَ تَعْلَمُونَ } ذلك
Artinya: ( Sesungguhnya mereka itu hanya menyuruh kalian ) yakni Syaitan ( dengan perbuatan jahat ) yakni dengan perbuatan jelek ( dan perbuatan keji ) yakni perbuatan maksiat ( dan mengatakan terhadap Allah ) dari kebohongan ( apa yang kalian tidak ketahui ) itu”.
Ø  Syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Sebagaimana pada tafsiran surat Al-Baqarah: 208 diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس ” yaitu:
}ياأيها الذين آمَنُواْ ادخلوا فِي السلم كَآفَّةً } في شرائع دين محمد صلى الله عليه وسلم جميعاً { وَلاَ تَتَّبِعُواْ خُطُوَاتِ الشيطان } تزيين الشيطان في تحريم السبت ولحم الجمل وغير ذلك { إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ } ظاهر العداوة
Artinya: ( Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhannya ) yakni syari’at-syari’at agama nabi Muhammad SAW secara keseluruhan ( dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan ) yakni hiasan syaitan dengan mengharamkan hari sabtu (untuk beribadah) dan mengharamhan daging onta dan lain sebagainya ( sesungguhnya syaitan musuh yang nyata bagimu ) yakni musuh yang jelas”.
Ø  Manusia pun ada yang Syaitan Juga Namun Syaitan itu tidak terbatas pada jenis makhluk halus/jin saja, melainkan manusia pun bisa dikategorikan sebagai syaitan. Sebagaimana tafsiran potongan surat Al-An’am: 112 dalam “ kitab تفسير ابن عباس “, yaitu:
 }وَكَذَلِكَ } كما جعلنا أبا جهل والمستهزئين عدواً لك هكذا { جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوّاً } فرعوناً { شَيَاطِينَ الإنس والجن } يقول جعلنا شياطين الجن والإنس
Artinya: ( Dan demikianlah ) Kami jadikan Abu Jahl dan orang-orang yang mengejek sebagai musuh bagimu ( Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh ) yakni Fir’aun ( yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan jin ) ada yang berpendapat Kami jadikan syaitan-syaitan manusia dan jin”.
c.       Iblis
Iblis adalah makhluq durhaka yang jenisnya adalah jin, bukan jenis manusia. Dia (Iblis) mempunyai sifat yang sombong dan membangkang perintah Allah SWT untuk bersujud kepada kepada Nabi Adam AS. Sebagaimana potongan tafsiran surat Al-Kahf: 50 dalam “ kitab تفسير ابن عباس “, yaitu:
 }وَإِذَا قُلْنَا للملائكة } الذين كانوا في الأرض { اسجدوا لآدَمَ } سجدة التحية { فسجدوا إِلاَّ إِبْلِيسَ } رئيسهم { كَانَ مِنَ الجن } من قبيلة الجن { فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ } فتعظم وتمرد عن طاعة ربه وأبى عن السجود لآدم
Artinya:( Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada malaikat ) yakni semuanya yang ada di bumi ( Bersujudlah kalian kepada Adam ) dengan sujud untuk menghormati ( maka bersujudlah mereka kecuali iblis ) yakni pemimpinnya semua yang ada dibumi ( dia adalah sebagian dari jin ) yakni golongan dari jin ( maka dia mendurhakai perintah Tuhan-nya ) yakni maka mereka sombong dan menolak untuk taat kepada Tuhan-nya dan membangkang/tidak mau untuk bersujud kepada Adam”.

14.  Hikmah diciptakannya syaitan, yaitu:
a.      Untuk menggoda/menguji keimanan dan ketaqwaan manusia dalam menjalankan semua perintah Allah. Sebagaimana tafsiran surat Al-A’raf: 16 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير المنير “, yaitu:
( قال ) إبليس ( فبما أغويتنى لأقعدن لهم صراطك المستقيم ) أى فبسبب أغوائك إياي لأجلهم أقسم بغزتك لأقعدن لأدم وذريته دينك الموصل الى الجنة وهو دين الإسلام
Artinya: “Iblis menjawab ( Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan duduk (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus ) yakni dengan sebab Engkau telah menyesatkan saya karena bani Adam, maka saya bersumpah dengan kemulyaan Engkau untuk menghalang-halangi Adam dan keturunannya dari agama-Mu yang dapat mendatangkan ke surga, dan agama tersebut adalah Islam”.
b. Supaya manusia selalu menyesali kesalahan dengan meminta ampun kepada Allah serta memperbaiki kesalahannya dan meningkatkan kualitas ibadah dengan bertaqorrub kepada Allah. Sebagaimana tafsiran surat Al-A’raf: 23 yang diterangkan dalam kitab تفسير المنير  “, yaitu:
( قالا ربنا ظلمنا أنفسنا ) أى ضررناها بمخالفة أمرك وطاعة عدونا وعدوك من اكل الشجرة التى نهيتنا عن الأكل منها وانما اعترف ادم بكونه ظالما لأنه ترك الأولى فإن هذا الذنب صدر عنه قبل النبوة بطريق النسيان ولأن القصد بذالك القول هضم النفس ونهج الطاعة على الوجه الأكمل ( وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخا سرين ) أى من المغبونين بالعقوبة
Artinya:( Keduanya berkata: Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri ) yakni kami telah membahayakan diri kami sendiri dengan menentang perintah-Mu dan patuh kepada musuh kami dan musuh-Mu dengan memakan pohon itu, yang mana Engkau telah melarang kami untuk memakannya. Dan sesungguhnya Adam telah mengakui bahwa dia seorang yang dzolim, karena sesungguhnya dia mengutamakan untuk meninggalkan, maka sesungguhnya dosa tersebut terjadi sebelum kenabian dengan jalan lupa. Dan karena sesungguhnya maksud kalam (ayat Allah) tersebut yaitu menghancurkan diri sendiri dan menjelaskan keta’atan yang lebih sempurna ( Dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberikan rahmat kepada kami, niscaya pasti kami termasuk orang-orang yang merugi) yakni merugi dengan datang sesudahnya/terus-menerus”.
c.       Allah hendak memberikan pahala yang lebih besar kepada hambanya. Sebagaimana tafsiran dari surat An-Nahl: 97 yang diterangkan  dalam kitab تفسير المنير  “, yaitu:
( ولنجزينهم ) فى الأخرة ( أجرهم بأحسن ما كانوا يعملون ) أى بجزاء أحسن من أعمالهم
Artinya:( Dan sesungguhnya akan Kami beri ) di akhirat ( balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ) yakni dengan balasan yang lebih baik daripada perbuatan-perbuatan mereka”.

15.  Syukur yaitu Mengakui ni’mat dari Dzat yang memberikan ni’mat ( yaitu Allah ) serta mengagungkan-Nya. Jelasnya, syukur adalah terima kasih atas anugrah yang diberikan Allah kepadanya, baik anugrah karena terhindar dari bahaya, penyakit, ataupun kesedihan. Sebagaimana tafsiran surat Ibrahim: 7 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير المنير “, yaitu:
( وإذ تأذن ربكم ) أى واذكروا حين أعلم ربكم في الكتاب وفي قراءة ابن مسعود رضي الله عنه وإذ قال ربكم ( لئن شكرتم ) يا بنى إسرائيل نعمة الإنجاء وإهلاك العدو وغير ذالك بالإيمان والعمل الصالح ( لأزيدنكم ) نعمة الى نعمة وحقيقة الشكر هو الإعتراف بنعمة المنعم مع تعظيمه .
Artinya: ( Dan ( ingatlah ) tatkala Tuhan kalian memaklumkan/memberi tahu ) yakni ingatlah kalian ketika Tuhan kalian memberi tahu didalam al kitab/Al-Qur’an. Dan pada bacaan ibnu mas’ud yaitu: ketika Tuhan kalian berfirman ( Sesungguhnya jika kalian bersyukur ) hai bani Isro’il atas ni’mat keselamatan, kerusakan dari musuh dll, dengan iman dan beramal sholih ( pasti Kami akan menambahkan ) nikmat atas nikmat lainnya. Dan hakikat nikmat adalah Mengakui ni’mat dari Dzat yang memberikan ni’mat ( yaitu Allah ) serta mengagungkan-Nya” .

16. Tauhid memiliki kedudukan yang sangat tinggi bahkan paling tinggi didalam agama Islam, diantara kedudukannya adalah:
a.       Tauhid merupakan tujuan penciptaan manusia dan jin. Sebagaimana tafsiran surat Az-Zariyat: 56 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير حومد  “, yaitu:
 }وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ { اى وَاللهُ تَعَالى لَمْ يَخْلُقِ الإِنْسَ وَالجِنَّ إلاَّ لِيَعْرِفُوهُ ، وَيَقُومُوا بِعِبَادَتِهِ وَتَوْحِيدِهِ وَحَمْدِهِ عَلَى أنْعُمِهِ التي لا تُحصَى . لِعَيْبُدونِ - لِيَعْرِفُوني أوْ لِيَخْضَعُوا لِي وَيَتَذَلَّلُوا
Artinya: ( Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku ) yakni dan Allah tidak menciptakan manusia dan jin kecuali untuk mengakuinya-Nya, dan mendirikan ibadah kepada-Nya, mengesakan-Nya, dan mengucapkan hamdalah kepada-Nya atas nikmat-nikmat-Nya yang mana tidak dapat dihitung. Supaya menyembah Ku -  supaya mengakui-Ku atau supaya mereka tunduk dan merendahkan diri kepada-Ku”.
b.      Orang yang mati dalam keadaan syirik dan tidak bertauhid tidak akan diampuni oleh Allah dan kekal selama-lamanya di dalam neraka. Sebagaimana tafsiran surat An-Nisa’: 48 yang diterangkan dalam  “ kitab تفسير ابن عباس “, yaitu:
 }إِنَّ الله لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ } إن مات عليه { وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ } لمن تاب { وَمَن يُشْرِكْ بالله فَقَدِ افترى } اختلق على الله { إِثْماً } كذباً { عَظِيماً {
Artinya: ( Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik) jika seseorang mati dalam keadaan syirik ( dan Dia mengampuni segala dosa yang selain syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya ) yakni bagi orang yang bertaubat ( Dan barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat ) yakni berbuat kepada Allah ( dosa ) durhaka  ( yang besar ) .
c.       Tauhid adalah sebab diutusnya para Rosul, dan merupakan inti dakwah bagi para Rosul. Sebagaimana tafsiran potongan surat An-Nahl: 36  yang diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس “, yaitu:
} وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ } إلى كل قوم { رَّسُولاً } كما أرسلناك إلى قومك { أَنِ اعبدوا الله } وحدوا الله { واجتنبوا الطاغوت } اتركوا عبادة الأصنام ويقال الشيطان ويقال الكاهن
Artinya: ( Dan sesungguhnya Kami telah mengutus ) kepada setiap kaum ( Rosul ) sebagaimana Kami telah mengutus kamu ( Muhammad ) kepada kaum-mu ( (untuk menyerukan) : “ Sembah-lah Allah (saja) ) yakni Esakan-lah Allah ( dan jauhilah Thoghut ) yakni tinggalkan-lah menyembah berhala-berhala, dan dikatakan: syaiton, dan dikatakan: tukang ramal.

17.  Yang menjadi akar pertentangan tauhid antara para Rosul dengan umatnya, yaitu: mengenai keyakinan seseorang bahwa hanya Allah SWT yang berhak diibadahi dan disembah di muka bumi ini, atau disebut juga dengan Tauhid Al-Uluhiyah. Sebagaimana tafsiran pada surat An-Nahl: 36  yang diterangkan dalam “ kitab تفسير ابن عباس “, yaitu:
 }وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ } إلى كل قوم { رَّسُولاً } كما أرسلناك إلى قومك { أَنِ اعبدوا الله } وحدوا الله { واجتنبوا الطاغوت } اتركوا عبادة الأصنام ويقال الشيطان ويقال الكاهن { فَمِنْهُم } من أرسلنا إليهم الرسل { مَّنْ هَدَى الله } لدينه فأجاب الرسل إلى الإيمان { وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ } وجبت { عَلَيْهِ الضلالة } فلم يجب الرسل إلى الإيمان { فَسِيرُواْ } سافروا { فِي الأرض فانظروا } فاعتبروا { كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ المكذبين } آخر أمر المكذبين بالرسل
Artinya: ( Dan sesungguhnya Kami telah mengutus ) kepada setiap kaum ( Rosul ) sebagaimana Kami telah mengutus kamu ( Muhammad ) kepada kaum-mu ( (untuk menyerukan) : “ Sembah-lah Allah (saja) ) yakni Esakan-lah Allah ( dan jauhilah Thoghut ) yakni tinggalkan-lah menyembah berhala-berhala, dan dikatakan: syaiton, dan dikatakan: tukang ramal ( Maka diantara umat itu ) Kami telah mengutus para rosul kepada mereka ( ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah ) yakni (diberikan petunjuk) kepada agamanya Allah kemudian mengikuti para rosul menuju kepada keimanan ( dan ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti ) yakni tetap ( (dalam) kesesatan baginya ) yakni mereka tidak mengikuti para rosul menuju kepada keimanan ( Maka berjalanlah kalian ) yakni pergilah kalian ( dimuka bumi dan perhatikanlah ) yakni ambillah pelajaran ( bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan ) yakni orang-orang yang mendustakan para rosul ”.

18.  Perbandingan kehidupan dunia dan akhirat
Perbedaan Nikmat dan Azab Antara di Dunia dan di Akhirat
Perbedaan utama antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat adalah bahwa kenikmatan dunia itu bercampur dengan rasa lelah dan payah. Seluruh manusia itu hidup sedikit banyaknya mendapatkan kenikmatan, kesenangan dan kebahagiaan, sebagaimana pula ia mengalami kesedihan, ketakutan dan kesengsaraan.
Adapun alam akhirat terbagi kepada dua bagian yang masing-masing mempunyai ciri-ciri khas, yaitu surga dan neraka. Di surga tidak terdapat siksa, kelelahan, kepayahan, ketakutan dan kesedihan sedikit pun, sebagaimana di neraka itu hanyalah api, rasa sakit, kerugian, penyesalan dan keresahan. Sudah pasti kelezatan, kepayahan dan rasa sakit di akhirat jauh lebih besar dibandingkan dengan kelelahan dan kenikmatan dunia.
Sebagaimana yang diterangkan dalam “ kitab تفسير الميسر  “ pada tafsiran surat Ar-Ra’ad: 26, yaitu:
} اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا مَتَاعٌ (26 { (
الله وحده يوسِّع الرزق لمن يشاء من عباده، ويضيِّق على مَن يشاء منهم، وفرح الكفار بالسَّعة في الحياة الدنيا، وما هذه الحياة الدنيا بالنسبة للآخرة إلا شيء قليل يتمتع به، سُرعان ما يزول
Artinya: ( Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki, mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibandingkan dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit) )
Allah yang Maha Esa meluaskan rizki seseorang dari hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, dan Allah yang menyempitkan rizki seseorang dari hamba-hamba yang dikehendaki-Nya, dan Allah memberikan kesenangan kepada orang-orang kafir dengan rizki yang luas didalam kehidupan dunia, dan kesenangan yang ada di dunia ini dibandingkan dengan di akhirat itu hanyalah sesuatu kesenangan yang sedikit dan kesenangan tersebut cepat hilang “.

19.  Sikap tidak optimis (pesimis) adalah kondisi pikiran yang melihat dunia ini selalu negatif. Sifat pesimis juga dapat diartikan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencoba. Jadi penyebab seseorang bersifat tidak optimis (pesimis), yaitu karena lemahnya iman seseorang kepada Allah atau bahkan tidak adanya iman kepada-Nya, dia selalu berprasangka buruk kepada Allah. Sebagaimana tafsiran surat Ali Imran: 139 yang diterangkan dalam kitab تفسير الجلالين “, yaitu:
 }وَلاَ تَهِنُواْ } تضعفوا عن قتال الكفار { وَلاَ تَحْزَنُواْ } على ما أصابكم بأُحد { وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ } بالغلبة عليهم . { إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ } حقاً ،
 Artinya:  ( Dan janganlah kalian lemah ) yakni kalian lemah dari memerangi orang-orang kafir ( dan janganlah kalian bersedih hati ) atas apa-apa yang menimpa kalian dalam perang uhud ( padahal kalianlah orang-orang yang paling tinggi ) dengan kemenangan atas mereka. ( jika kalian orang-orang yang beriman ) dengan sebenar-benarnya iman/nyata”.

Cara kita mengatasinya yaitu jika penyebabnya adalah lemah atau bahkan tidak adanya iman, maka kita harus terus menerus meningkatkan keimanan kita dengan iman yang sebenar-benarnya. Kita harus beriman bahwa Allah Maha kuasa, tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak. Sebesar apa pun masalah yang kita hadapi, bagi Allah itu mudah saja. Sebesar apa pun tujuan yang akan kita gapai, bagi Allah itu mudah. Jadi, tidak ada rasa putus asa jika kita percaya akan pertolongan Allah. Sebagaimana tafsiran lain dari surat Ali Imran:139, yang diterangkan dalam kitab تفسير تنوير المقباس “, yaitu:
 }وَلاَ تَهِنُوا } لا تضعفوا مع عدوكم { وَلاَ تَحْزَنُوا } على ما فاتكم من الغنائم يوم أحد ولا على ما أصابكم من القتل والجراحة { وَأَنْتُمُ الأَعْلَوْنَ } آخر الأمر لكم بالنصرة والدولة { إِنْ كُنْتُمْ } إذ كنتم { مُّؤْمِنِينَ } أن النصرة والدولة من الله
Artinya: ( Dan janganlah kalian lemah ) yakni janganlah kalian lemah beserta musuh kalian ( dan janganlah kalian bersedih hati ) atas hilangnya harta-harta rampasan kalian dalam perang uhud dan janganlah bersedih hati atas apa yang menimpa kalian dari dibunuh dan terluka ( padahal kalian orang-orang yang paling tinggi ) pada akhir perkara adanya pertolongan dan petunjuk bagi-mu ( jika kalian ) jika kalian ( orang-orang yang beriman ) bahwa sesungguhnya pertolongan dan petunjuk itu dari Allah”.

Dan pada tafsiran surat Muhammad: 7 yang diterangkan dalam kitab تفسير المنير  “, yaitu:
( يا أيها الذين آمنوا إن تنصروا الله ) أى إن تنصروا دين الله وحزب الله ( ينصر كم ) على أعدائكم ( و يثبت أقدامكم ) أى يثبتكم في مواضع الحرب وعلى محجة الإسلام
Artinya: (Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong Allah ) yakni jika kalian menolong agama Allah dan golongan Allah ( niscaya Dia akan menolong kalian ) atas musuh-musuh kalian ( dan meneguhkan kedudukan kalian ) yakni Dia akan meneguhkan kalian dalam tempat-tempat perang dan meneguhkan atas jalan Islam”.
 
Seorang yang beriman saat dia menghadapi kesulitan, dia tidak akan pernah berputus asa, meski dia bingung apa yang harus dilakukan. Maka dia akan berdo’a meminta petunjuk dan bertawakkal kepada Allah. Karena dia yakin, bahwa Allah Maha Mengetahui, pasti akan membantunya, dan Allah tidak akan membebani manusia diluar kesanggupannya. Saat keyakinan sudah mantap dalam hati, maka dia akan begitu semangat dalam berikhtiar, optimis, dan menyongsong masa depan yang lebih baik. Sebagaimana potongan tafsiran surat Al-Baqarah: 286 yang diterangkan dalam “ kitab تفسير المنير “, yaitu:
قال الله { لاَ يُكَلِّفُ الله نَفْساً } من الطاعة { إِلاَّ وُسْعَهَا } اى طاقتها
Artinya: “Allah berfirman ( Allah tidak akan membebani seseorang ) dari ketaatan ( melainkan sesuai dengan kesanggupannya ) yakni melainkan sesuai dengan kekuatannya”.

20.  Uraian Topik no 25 :         Tentang Pendidikan Kesabaran
Sabar adalah tahan menderita terhadap perkara yang tidak disenangi/cobaan dengan ridha dan pasrah/menyerahkan diri kepada Allah SWT, dengan disertai lafadz tarji’ (Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un ). Dan bukanlah disebut sabar, orang yang menahan diri dengan paksa, tetapi sabar yang hakiki ialah sabar yang berdiri atas menyerah kepada Allah dan menerima ketetapan Allah dengan lapang dada. Sebagaimana hadits Nabi:
اعبد الله على الرضا فإن لم تستطع ففى الصبر على ما تكره خير كثير ( الترمذى )
Artinya: “ Beribadahlah engkau kepada Allah dengan keridhoan, apabila tidak mampu maka bersabarlah atas apa yang tidak kamu senangi, karena yang demikian itu akan membawa banyak kebaikan.” ( At-Tirmidzi )

Sebagai hamba Allah, kita tidak terlepas dari segala ujian yang menimpa kepada kita, baik musibah yang berhubungan dengan pribadi kita sendiri, maupun musibah dan bencana yang menimpa pada sekelompok manusia maupun bangsa. Terhadap segala macam kesulitan dan kesempitan yang bertubi-tubi, maka hanya sabarlah yang memancarkan sinar yang memelihara seorang muslim dari kejatuhan kebinasaan, memberikan hidayah yang menjaga dari putus asa, sebagaimana sabda Rosulullah SAW yang mana telah diterangkan dalam  “ kitab شرح الأربعين النووية في الأحاديث الصحيحة  “, yaitu:
الصبر ضياء ( رواه مسلم )
Artinya: “ Sabar adalah cahaya yang gilang-gemilang” ( HR. Muslim )

Sabar adalah suatu bagian dari akhlaq utama yang dibutuhkan seorang muslim dalam masalah dunia dan agama. Ia harus mendasarkan segala amal dan cita-citanya kepadanya. Sebagai muslim kita wajib meneguhkan hati dalam menanggung segala ujian dan penderitaan dengan tenang. Demikian juga dalam menunggu hasil pekerjaan, bagaimana jauhnya, memikul beban hidup harus dengan hati yang yakin tanpa ragu sedikitpun, kita hadapi dengan ketabahan dan sabar serta tawakal kepada-Nya. Oleh karena itu hendaklah kita senantiasa ingat akan kekuasaan dan kehendak Allah yang tidak ada seorang pun dan apapun yang dapat menghalangi-Nya. Sebagaimana syair dalam “ kitab متن زبد  “, yaitu:
وكن على ألائه شكورا         وكن على بلائه صبورا
Artinya: “Hendaklah engkau bersyukur atas segala ni’mat yang datang, dan bersabarlah atas segala bencana yang menimpa”
Sedangkan macam-macam dan keutamaan sabar, sebagaimana diterangkan dalam “ kitab دقائق الأخبار “, yaitu :
قال على بن ابى طالب كرم الله وجهه : الصبر على ثلاثة أوجه الأول الصبر على الطاعة والثانى الصبر عن المعصية والثالث الصبر على المصيبة . فمن صبر على الطاعة أعطاه الله تعالى مائة درجة كل درجة ما بين السماء والأرض ومن صبرعن المعصية أعطاه الله تعالى يوم القيامة ستمائة درجة كل درجة ما بين السماء والأرض ومن صبر على المصيبة أعطاه الله أجره بغير حساب

Artinya: “ Syaidina Ali bin Abi Tholib berkata: Sabar itu ada tiga macam (1) Sabar atas keta’atan, (2) Sabar dari kema’siatan, dan (3) Sabar atas musibah. Maka barang siapa yang sabar atas keta’atan maka Allah memberikannya 100 derajat antara langit dan bumi, dan barang siapa yang sabar dari kema’siatan maka pada hari qiamat Allah memberikannya 600 derajat antara langit dan bumi, dan barang siapa yang sabar atas musibah maka Allah memberikannya pahala dengan tanpa dihisab.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar